Puasa dan Inner Beauty
19.21 | Author: nuruliman1972
6 Agustus 2010

PUASA DAN INNER BEAUTY

Oleh: Amalia Sulfana

Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah Subahanu wa Ta’ala telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa adalah amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.

Sebagai sebuah kewajiban, puasa diperintahkan dengan tujuan utama agar para pelakunya menjadi bertaqwa (la’allakum tattaqun) yang tercermin dalam sikap diri berupa ketaatan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Selain itu, puasa juga memiliki dampak positif pada pembentukan mental spiritual para shaimin maupun kesehatan jasmaniyah mereka.

Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan kaum muslimin baik jasmani maupun rohani. Shumu tashihhu, ”berpuasalah niscaya kalian akan sehat”, demikian nabi menegaskan.

Puasa ditengarai dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Menurut para pakar kesehatan, Kelebihan gizi atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.

Diantara pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmaniah meliputi berbagai aspek kesehatan, meliputi : 1). Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan; 2). Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi); 3). Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh; 4). Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh; 5). Memperbaiki fungsi hormon, dan meremajakan sel-sel tubuh; 6). Meningkatkan fungsi organ tubuh.

Sedangkan aspek mental spiritual yang dapat dibentuk oleh puasa adalah semangat empati terhadap orang lain dan berbagi dengan mereka yang tidak punya. Ketika ditanya tentang kebiasaannya berpuasa, padahal Nabi Yusuf adalah Kepala ”Badan Logistik” saat itu, beliau menjawab ”inni akhafu an asyba’ fa ansa al-jaai’a” (aku takut jika selalu kekenyangan akan melupakan mereka yang kelaparan). Selain itu, puasa juga menumbuhkan perasaan muraqabatullah (berada dalam pengawasan Allah), penguasaan emosi, dan kemampuan menunda atau mengendalikan syahwat.
Aspek-aspek mental spiritual tersebut meski kasat mata yang sepintas tidak diindrai oleh penglihatan tetapi sesunguhnya akan tercermin dalam tindakan riil pemiliknya yang dapat dirasakan oleh sendiri oleh pelakunya maupun orang-orang yang berinteraksi dengaannya. Karenanya, mereka yang memiliki mental baik tersebut akan dikenal sebagai pemilik akhlak mulia yang setiap orang akan merasa senang dan nyaman berdekatan dengannya. Ia juga akan disebut sebagai pribadi yang ”cantik” luar dalam, sebuah kesempurnaan yang padu padan.

Jika kecantikan luar tercermin dalam tampilan fisik dan bisa memudar seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, maka tidak demikian dengan kecantikan dalam (inner beauty) karena bersumber dari relung kesalehan hati. Lewat ketaatan beribadah dan puasa Ramadhan secara sebenarnya, kecantikan rohani ini akan semakin memancar jika pemiliknya mampu menjaga kebersihan hati dan menghilangkan penyakit-penyakitnya. Nabi Muhammad menegaskan dalam hadith al-Bukhari tentang betapa besarnya peran dan fungsi hati dalam membentuk kepribadian. Beliau berujar, ''Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh perbuatannya. Dan, apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh perbuatannya. Ketahuilah itu adalah hati.''

Seluruh pikiran, perkataan, dan perbuatan adalah buah akhlak yang dikendalikan oleh hati. Ketika seorang Muslim memahami hakikat hidup di dunia, hatinya akan segera bertindak untuk mempercantik diri dengan akhlak mulia sesuai tuntunan Rasulullah serta mencampakkan tindakan tercela berupa syirik, iri, dengki, dan takabur. Untuk menghadirkan kecantikan rohani, kaum Muslim tidak perlu merogoh uang saku yang banyak untuk perawatan. Hanya perlu memperbanyak amal saleh dan menjauhi segala bentuk perbuatan maksiat dan menggantinya dengan dzikir pada Allah SWT. Bulan Ramadhan yang penuh berkah menyediakan kesempatan berharga dalam mendidik hati dan menyempurnakan kecantikan diri ini.

Semoga Allah memberikan seutuhnya kesempatan puasa Ramadhan tahun ini untuk melaksanakan puasa dan berbagai ibadah di dalamnya agar kita dapat menjadi muslim bertaqwa dan menyempurnakan kecantikan diri kita luar dalam. Amin ya mujib al-Saili
This entry was posted on 19.21 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: