Merugi di Bulan Ramadhan
07.43 | Author: nuruliman1972

21 Agustus 2009

Awas, Merugi Di Bulan Ramadhan!


Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang tidak dimiliki oleh sebelas bulan yang lain. Banyak hadith Nabi SAW menyebut keutamaan Ramadhan, diantaranya adalah bahwa kesalahan seseorang diantara dua Ramadhan diampuni jika dosa-dosa besar (kabair) dapat dihindari. Pada awal bulan ini sebagaimana diriwayatkan al-Tirmidzi, syetan dan jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka, dan pada tiap-tiap malam ada (malaikat) penyeru yang memanggil-manggil, ”hai pencari kebaikan datanglah. Wahai pencari keburukan, berhentilah”.

Berkah bulan Ramadhan juga merembet pada meningkatnya nilai amal-amal shalih dan penghargaan terhadapnya. Jika pahala sebuah amal kebajikan di bulan lain dibalas satu hingga sepuluh kali lipat, maka pada pada bulan Ramadhan ganjaran itu dapat berlipat-lipat sesuai dengan yang dikehendaki Allah SWT. Dalam hadith nabi disebutkan bahwa sedekah terbaik adalah sedekah pada bulan Ramadhan. Gabungan antara qiyam al-lail pada malam hari Ramadhan dan puasa yang dilakukan di siang hari dapat menghapuskan dosa-dosa terdahulu. Umrah pada bulan Ramadhan bahkan dihargai sama dengan haji bersama Nabi.

Hanya saja, ternyata tidak semua orang ”beruntung” dan dapat merengkuh kemuliaan bulan ini, tetapi sebaliknya ada sebagian orang disebut-sebut merugi. Dalam hadith riwayat al-Tirmidzi dan Imam Ahmad bin Hambal, nabi mengidentifikasi tiga orang yang betul-betul merugi, yang salah satunya berkenaan dengan Ramadhan. Istilah yang digunakan adalah raghima anfu rajul atau ”nyungir” (jawa).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ (رواه الترمذي/3468)

Orang pertama adalah yang nama Nabi disebut dan ia tidak mau bershalawat kepadanya. Kedua adalah orang yang berkesempatan bertemu Ramadhan tetapi dosanya tidak dapat diampuni sehingga bulan ini berlalu. Ketiga adalah orang yang mendapati kedua orang tuanya hidup dalam keadaan tua tetapi hal tersebut tidak dapat menyebabkannya masuk surga.

Nabi juga menyebut tentang banyak orang yang tidak mendapatkan hasil dari puasa yang ditunaikan kecuali al-ju’ (rasa lapar) dan al-’atsy (haus). Di tempat lain, Nabi bahkan mengancam mereka yang berpuasa tetapi tidak dapat meninggalkan perkataan dan perbuatan al-zur (kebohongan) dengan ancaman Allah tidak akan peduli terhadap puasa yang dilakukan.

Kenyataan dalam hadith-hadith tersebut memberikan penegasan bahwa puasa seseorang dapat saja tidak berarti apa-apa kecuali rasa lapar dan haus, sedangkan Allah tidak menerimanya sebagai sebuah ibadah, tidak mau mengakuinya sebagai amal, lalu mengganjarnya dengan pahala. Ini berarti pula bahwa puasa yang dikehendaki Islam bukanlah sekedar puasa lahir berupa menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkannya, tetapi hendaknya puasa itu meningkat menjadi puasanya seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa. Puasa yang sesungguhnya berarti usaha taqarrub seorang hamba kepada Allah dengan ”berhenti” makan, minum, dan dari hal-hal yang membatalkannya, yang kemudian berdampak pada penahanan seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa, dan menyakiti atau merugikan orang lain. Puasa ini juga membuatnya semakin baik dengan kebajikan yang ditunaikan serta kejahatan yang semakin dijauhi.

Karenanya sudah sepantasnya seorang muslim mewaspadai diri sendiri ketika berpuasa untuk tidak merusak nilai puasanya dengan perbuatan-perbuatan jahat dan dosa, agar puasa yang dilakukan dapat sempurna dan diterima oleh Allah SWT. Selain itu momen Ramadhan yang penuh berkah tetapi sangat terbatas hendaknya dipergunakan untuk memperbanyak amal kebajikan baik secara kualitas maupun kuantitas lewat shalat, do'a dan dzikir, istighfar, tadarus Al-Qur’an, sedekah, iftar al-shaim, i’tikaf di masjid, dan lain sebagainya. Semoga dengan usaha-usaha tersebut kerugian berkenaan Ramadhan dapat dihindari, dan sebaliknya rahmat Allah dan maghfirah dapat direngkuh, sehingga dapat menjelma menjadi muslim yang muttaqin. Amin. Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan.
|
This entry was posted on 07.43 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 21 Agustus 2009 pukul 16.02 , LovetoRead mengatakan...

May your day be filled with smiles

 
On 31 Agustus 2009 pukul 19.56 , vizon mengatakan...

semoga puasa kali ini kita beroleh keberuntungan ya tadz... :D