17 April 2009
SIAP KALAH
Hajatan nasional berupa Pemilihan Umum Legistatif baru saja usai pada 9 April 2009. Penghitungan suara resmi terus dilakukan oleh pusat tabulasi nasional KPU, tetapi berdasarkan quickcount yang diselenggarakan berbagai lembaga survey, mulai diketahui mana caleg yang berjaya dan melenggang maju menjadi anggota dewan, dan caleg yang belum beruntung. Partai-partai pemenang pemilu dan perolehan suaranya mulai dapat diketahui.
Pemilihan Legislatif tersebut menyisakan banyak kenangan bagi para pemilih, penyelenggara, dan khususnya para calon legislator. Bagi para pemilih, mungkin ini kali pertama mereka memilih dengan mencontreng. Mereka juga dihadapkan pada banyaknya pilihan. Para penyelenggara pemilu, disebabkan banyaknya partai dan Caleg, mereka harus kerja ekstra keras. Di tingkat TPS saja, banyak penghitungan hasil pemungutan surat suara 9 April itu berlangsung hingga dini hari atau bahkan higga pagi hari tanggal 10. Beban penyelenggara di tingkat berikutnya tentu akan semakin besar dan rumit. Bagi calon wakil rakyat, perjuangan dan pengorbanan besar harus dilakukan dalam pemilu kali ini. Aturan main baru dalam UU nomor 10 tahun 2008 menuntut mereka bersaing tidak saja dengan caleg partai lain, tetapi juga dengan teman caleg satu partai, menguras harta, tenaga, dan pikiran mereka. Karenanya, tingkat kelelahan dan stress tinggi pasti akan menerpa setiap caleg, apalagi jika mereka kemudian kalah.
Dibandingkan yang menang, jumlah caleg yang kalah jauh lebih banyak. Bisa dibayangkan, sebanyak 11.215 orang memperebutkan 560 kursi DPR dan 1.109 orang bersaing mendapatkan 132 kursi Dewan Perwakilan Daerah. Selain itu, sekitar 112 ribu orang bertarung untuk mendapat 1.998 kursi di DPRD provinsi dan 1,5 juta orang bersaing merebut 15.750 kursi DPRD kabupaten/kota. Sebuah jumlah yang luar biasa banyaknya. Ini berarti ada 10.655 calon DPR RI yang gagal; 977 Caleg DPD; 110.002 Caleg DPRD Propinsi; dan 1.484.250 orang Caleg DPRD Kabupaten yang gagal.
Seiring dengan berakhirnya pemilu, banyak caleg yang kalah menunjukkan sikap beragam sebagai ekspresi mereka sebagaimana diekspose media. Gelisah dan stres adalah gejala yang umum yang ditampakkan, juga ada gila, dan bahkan bunuh diri. Realita ini sebenarnya dipengaruhi dan ditentukan dari sikap seseorang dan pandangannya terhadap kehidupan termasuk di dalamnya jabatan, harta, dan kesuksesan.
Pesan Agama
Dalam mutiara para bijak sering kali disebut bahwa hidup adalah perjuangan dan juga pertarungan. Realitanya, kehidupan memang sering berjalan sebagai perjuangan panjang dan pertarungan tiada henti. Pertarungan ini bisa saja melawan orang lain, institusi lain, negara lain, atau bahkan nafsu dan diri sendiri. Mengenal dengan baik rival dan musuh diri harus dilakukan agar seseorang dapat memenangkan perjuangan ini. Sayangnya, tidak semua orang tahu dengan siapa ia harus atau sedang bertarung.
Sebagai sunnah kehidupan pula bahwa dalam setiap perjuangan dan pertarungan akan melahirkan kemenangan dan kekalahan. Hanya saja, menurut saya kemudian perlu didefinisikan lebih lanjut siapakah orang yang layak disebut pemenang dan siapakan orang yang kalah. Menang-kalah, sehat-sakit, kaya-miskin, kemudahan-kesulitan, adalah roda hidup yang akan diputar oleh Sang Empunya Kehidupan, Allah Rabul Izzati, dan dipergulirkan diantara manusia. Dalam surat Ali Imran: 40, berkenaan dengan kekalahan perang Uhud, Allah mengingatkah kaum beriman bahwa luka dan derita perjuangan yang mereka rasakan dalam telah dirasakan oleh musuh mereka kaum kafir. Kemenangan itu dipergulirkan agar menjadikan pelajaran dan agar ada orang yang syahid.
Pesan Allah dalam ayat diatas semakin mengukuhkan bahwa tidak ada kemenangan abadi ataupun kekalahan abadi. Setelah adanya kekalahan pasti akan datang kemenangan. Hanya saja, kemenangan tentu tidak akan datang secara gratis dan tanpa sebab. Diperlukan kerja keras dan memeras keringat. Karenanya, kekalahan yang sedang mendera tidak boleh memutus asa atau menumbuhkan kekecewaan berkepanjangan tetapi sebaliknya harus memicu kerja keras, instropeksi diri, kreatifitas untuk selanjutnya menemukan cara jitu menanggulanginya pada masa mendatang.
Larut dalam kekalahan adalah ciri pecundang sejati, looser. Kekalahan dalam hidup perlu diterima sebagai takdir dan ketentuan Allah. Hal ini memang membutuhkan keikhlasan dan imam yang luar biasa. Tetapi selanjutnya kebangkitan diri untuk meraih kemenangan-kemenangan lain perlu dipupuk. Rasulullah adalah figur panutan yang mengarungi kehidupan ini dengan penuh semangat dan perhitungan, tanpa putus asa, beliau dapat bangkit dan menang setelah sekian kali merasakan banyak kekalahan dalam perjuangan. Allah mencela orang-orang yang berputus asa dalam hidup dan menyebut mereka sebagai orang-orang yang melampaui batas.
Dalam Islam kemenangan dan kekalahan secara bersamaan adalah ujian. Allah dalam QS. Al-Anbiya’ menyebut al-syarr (keadaan buruk) dan al-khair (keadaan baik) sebagai sebuah fitnah, ujian. Sebuah kekalahan adalah al-syarr yang merupakan ujian bagi kreativitas diri seseorang, kegigihan, dan keteguhannya dalam mengejar cita-cita. Tidak berlebihan jika pengalaman kalah dapat menjadi guru terbaik untuk kemengan-kemenangan baru pada masa yang akan datang. Sebaliknya, sebuah kemenangan adalah ujian bagi kesyukuran seseorang dan perilakunya ketika menang. Jika ia cerdas dalam menyikapinya, ia akan mendapatkan banyak manfaat dari kemenangan itu, tetapi jika sebaliknya bisa saja menjadi bumerang.
Karenanya, menang kalah dalam hidup apalagi sebuah pemilu harus disikapi dengan bijak. Kalah menang bukan akhir dari segalanya. Setelah menang, seorang caleg masih memiliki perjuangan lain berupa menunaikan amanat rakyat. Sebaliknya setelah kalah, masih ada banyak kehidupan lain dan juga kesempatan lain untuk diperjuangkan. Janganlah kekalahan dalam pemilu akan melahirkan kekalahan-kekalahan lain dalam hidup ini. Optimisme harus dimunculkan, bahwa jalan hidup dan rejeki Allah dapat diperoleh dari mana saja. Bangkitlah, dan raihlah kemenangan-kemenangan lain. Allahu Akbar.
Religi
|
This entry was posted on 16.48 and is filed under
Religi
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 komentar: