Renungan Ramadhan
09.00 | Author: nuruliman1972

Ramadhan adalah Kesempatan Terbatas

Rasulullah Saw. Bersabda :
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الجنة ( رواه الترمذي)
"Sungguh merugi orang yang aku disebut, dan dia tidak mau bersholawat kepadaku. Sungguh merugi orang yang mendapatkan Ramadhan hingga bulan ini berlalu padahal dosanya belum diampuni. Sungguh merugi orang yang mendapati (kesempatan merawat) kedua orangtuanya yang udzur, sedangkan hal itu tidak menyebabkannya masuk surga". (HR. al-Tirmidzi/hadith3468)

· Hadith ini memberikan penegasan tentang kerugian yang akan diderita oleh tiga orang manusia: Pertama, orang yang enggan bershalawat kepada Rasulullah Saw. ketika nama beliau disebut. Padahal shalawat adalah sebuah pekerjaan ringan yang berbobot besar; Kedua, orang yang belum terampuni dosanya dengan berakhirnya Ramadhan; Ketiga, orang yang tidak masuk surga padahal ia memiliki kesempatan untuk berbakti dan merawat kedua orang tuanya.

· Berkenaan dengan Ramadhan, kerugian yang diderita oleh orang yang tidak terampuni dosanya ketika bulan ini berakhir disebabkan melimpahnya kesempatan dan bnyaknya peluang bagi kaum muslimin untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya. Berpuasa sendiri adalah sebuah prestasi besar. Dalam hadith yang diriwayatkan Abu Hurairah, Allah Swt. sendiri berjanji untuk menentukan sendiri pahala bagi mereka yang berpuasa.

· Apalagi jika puasa Ramadhan yang diikuti dengan amalan-amalan lain seperti shalat sunnah tarawih, tadarus al-Qur’an, memperbanyak istighfar, memperbanyak do’a, memperbanyak sadaqah dan iftar, I’tikaf, “berburu” lailatul Qadr, juga ibadah-ibadah lain.

· Marilah kita hindari segala hal yang dapat membatalkan puasa kita dan menghancurkan pahalanya seperti perbuatan dan perkataan bohong. Termasuk dalam hal ini adalah segala usaha dan perbuatan yang menyakiti dan merugikan orang lain. Dalam hadith yang diriwayatkan al-Bukhari, Rasulullah Saw. menegaskan bahwa Allah tidak butuh puasa orang yang berbohong. Ketika disebut tentang perempuan ahli ibadah dan puasa tetapi suka menyakiti tetangganya dengan lisannya, Rasulullah sebagaimana diriwatkan olah Ahmad, menyebutnya sebagai penghuni neraka.

· Ramadhan adalah kesempatan terbatas, ayyam ma’dudat. 30 hari bukan waktu yang lama, tapi akan sangat berharga jika dimanfaatkan. Dengan mengisi dan memanfaatkan moment Ramadhan untuk banyak beribadah dan beramal, mudah-mudahan kita tidak termasuk “orang merugi” seperti yang disebut oleh Nabi Saw. dalam hadith diatas. Semoga. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

|
This entry was posted on 09.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: